Studi Kelayakan Bisnis Perikanan Karang, Budidaya Kerapu dan Rumput Laut Di Kabupaten Flores Timur dan Lembata

laporan studi kelayakan
2.1. Perikanan
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2004 Tentang Perikanan, pengertian
dari perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra-produksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan. Yang dimaksud sumberdaya ikan adalah potensi semua jenis ikan, dimana
ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya
berada di dalam lingkungan perairan. Dalam statistik perikanan, yang dimaksud dengan
perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau pembudidayaan
ikan/binatang air lainnya/tanaman air, serta pasca panen ikan.
Budidaya perikanan adalah suatu teknik yang sejak ratusan tahun dipraktekkan
orang di dunia, termasuk di Indonesia, untuk memproduksi organisme perairan dengan
jalan memelihara atau mengembangbiakkan organisme air yang diinginkan, seperti:
ikan, kepiting, udang, siput, kerang mutiara, dan rumput aut dalam kondisi terkontrol
(Bardach, et all., 1972 dalam Kasry, dkk., 2002). Sedangkan penangkapan ikan adalah
semua kegiatan penangkapan ikan atau mengumpulkan ikan/binatang air
lainnya/tanaman air yang hidup di laut/perairan umum secara bebas dan bukan milik
perseorangan.
Menurut kecenderungan migrasi atau ruaya, sumberdaya ikan dapat dibedakan
dalam 2 jenis, yaitu sumberdaya ikan pelagis dan sumberdaya ikan demersal. Menurut
Naamin (1987), sumberdaya perikanan tangkap dikelompokkan dalam 4 kelompok,
yaitu:
1. Sumberdaya ikan demersal, yaitu jenis ikan yang hidup di atau dekat perairan.
2. Sumberdaya ikan pelagis kecil, yaitu jenis ikan yang hidup di permukaan.
3. Sumberdaya ikan pelagis besar, yaitu jenis ikan oseanik yang di permukaan dan
sangat jauh dari lepas pantai, seperti tuna dan cakalang.
4. Sumberdaya udang dan biota laut non ikan lainnya.

2.2. Perikanan Karang
Ikan karang merupakan organisme yang hidup dalam ekosistem terumbu karang.
Kondisi fisik terumbu karang yang kompleks berpengaruh terhadap keragaman dan
produktivitas biologinya. Celah dan lubang yang terdapat di terumbu karang merupakan
tempat tinggal, perlindungan, tempat mencari makan dan berkembang biak bagi ikan
dan hewan invertebrata yang ada disekitarnya. Ikan karang tidak berpindah-pindah dan
selalu berada pada daerah tertentu (Nybakken, 1988 dalam Anonim,2004).
Karakteristik dari ikan karang adalah keanekaragaman jumlah spesies dan
perbedaan morfologinya. Diperkirakan daerah Indo-Pasifik memiliki ikan-ikan karang
sebanyak 4.000 spesies (sebesar 18 %) dari ikan laut, jenis ikan-ikan ini hidup
berasosiasi dengan habitat terumbu karang (Spencer, 1995 dalam Anonim,2004).
Keanekaragaman spesies ikan karang disebabkan oleh bervariasinya habitat yang
terdapat di daerah terumbu karang (Nontji, 1993 dalam Anonim,2004).
Di perairan Indonesia terdapat beberapa jenis ikan karang ekonomis penting,
antara lain dari jenis Serranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae,
Mulidae, Siganidae, Labridae dan Haemulidae (Anonim, 2004). Ikan kerapu sebagai
salah satu komoditi yang diteliti dalam kajian ini termasuk famili Serranidae. Ciri-ciri
dari Serranidae menurut Allen (1997) dalam Anonim (2004), memiliki ciri-ciri antara
lain soliter, biasanya bersembunyi di gua-gua atau di bawah karang, panjang sampai 2
meter, berat sampai 200 kg, serta tergolong karnivora, yaitu memakan ikan, udang dan
crustacea.
Menurut Kordi (2011), ikan kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes
altivelis) memiliki harga paling tinggi, yaitu antara Rp 350.000,- sampai Rp 400.000,-
per kg pada tingkat produsen (nelayan dan pembudidaya ikan). Sedangkan untuk benih
berukuran 4-5 cm, harga per ekornya mencapai Rp 5.000,- sampai Rp 7.000,-. Kerapu
macan (Epinephelus fuscoguttatus) di level produsen harganya sekitar Rp 140.000,-
sampai Rp 300.000,- per kg. Ikan kerapu macan termasuk jenis eurehalyne, yaitu
memiliki kisaran toleransi salinitas yang relatif luas, sehingga ikan kerapu macan selain
dapat dibudidayakan di laut, juga dapat dibudidayakan di tambak. Sedangkan harga
kerapu sunu (Plectropomus leopardus dan P. maculatus) pada tingkat produsen
harganya sekitar Rp 180.000,- sampai Rp 300.000,- per kg. Kerapu sunu dapat
dibudidayakan di karamba jaring apung dan hampang di laut. Ikan kerapu lumpur...



DOWNLOAD DI SINI

Comments

Popular posts from this blog

SOP Instalasi UPJ.doc - Contoh SOP

Proposal Penelitian - Penelitian Perancangan Alat Dan Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak.docx

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF GAMBARAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN TIK DI SMA NEGERI 1.doc