Laporan Studi Kelayakan Atas Perubahan Kegiatan Usaha Utama PT xxx.pdf

laporan studi kelayakan
RINGKASAN EKSEKUTIF

1.1 UMUM
KJPP Raymond Yoranouw (“RY”) ditunjuk oleh PT Citra Kebun Raya Agri Tbk (”CKRA”
atau “Perseroan”) berdasarkan Surat Penunjukkan No. 217A/Dir-CKRA/XI/2011 tertanggal
8 November 2011 dengan maksud untuk melakukan penyusunan studi kelayakan
sehubungan dengan perubahan bidang usaha utama Perseroan, berupa rencana transaksi
divestasi 99,99% saham PT Horizon Agro Industry (“HAI”) dan pengambilalihan 88%
saham dalam PT Persada Indo Tambang (“PIT).
Laporan studi kelayakan ini telah disusun berdasarkan laporan keuangan Perseroan dan
laporan keuangan PIT per tanggal 30 September 2011 dan informasi lainnya berkaitan
dengan rencana usaha sebagaimana dijabarkan dalam proyeksi keuangan dan
pembahasan dalam Bab 5.
Laporan ini disiapkan secara obyektif dan karenanya tidak sah di bawah kondisi lainnya,
dan tidak dapat digunakan maupun dikutip untuk tujuan lainnya tanpa persetujuan tertulis
dari RY.
1.2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PIT didirikan pada tahun 2006 dan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan bijih besi. Perusahaan berkedudukan di Medan dan memiliki kantor cabang
di Jakarta dengan lokasi pertambangan di Nagari Sungai Kunyit, Sumatera Barat. PIT
memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 2011.
Per tanggal 30 September 2011, PIT memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dengan area
eksplorasi di Sungai Kunyit, Solok Selatan yang memiliki luas sebesar 2.936 Ha dan
berakhir pada tanggal 27 April 2012. Untuk area operasi produksi, PIT berlokasi di Sungai
Kunyit, Solok Selatan dengan luas sebesar 150,80 Ha dan IUP akan berakhir pada tanggal
27 April 2015.
Telah dilakukan peninjauan lokasi Sungai Kunyit pada tahun 2010 oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, dimana dinyatakan jumlah cadangan
pada daerah tergali sebanyak 1.827.000 MT dan pada daerah yang akan dieksploitasi
sebanyak 3.636.000 MT, dengan total cadangan 5.463.000 MT. Karena belum dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk menentukan jumlah cadangan terukur maupun terbuktinya,
terdapat ketidakpastian dalam hal jumlahnya sehingga manajemen PIT hanya
menggunakan estimasi jumlah cadangan sebesar 10% dari jumlah tersebut.
1.3 RUANG LINGKUP
Studi Kelayakan Usaha ini didasarkan pada data dan informasi terbatas yang kami peroleh
dari manajemen Perseroan yaitu:
Laporan Keuangan PIT yang telah diaudit untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010 dan tanggal 30 September 2011;
Data mengenai kegiatan perusahaan termasuk estimasi cadangan bijih besi di
tambang PIT;
Proyeksi keuangan Perseroan serta PIT untuk tahun 2012-2017;
Hasil diskusi dengan manajemen.

RENCANA TRANSAKSI
Latar belakang dilaksanakannya Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:
1. Saat ini kegiatan utama Perseroan adalah sebagai perusahaan holding melalui anak
perusahaannya yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, namun
manajemen Perseroan berpendapat bahwa kinerja Perseroan saat ini belum membaik
di mata publik dan pemegang saham Perseroan, oleh karena itu Perseroan
merencanakan untuk melakukan pengembangan usaha di bidang pertambangan bijih
besi dengan mengakuisisi PIT setelah melepas seluruh kepemilikannya dalam
PT Horizon Agro Industry (“HAI”);
2. Kegiatan Perseroan lainnya melalui anak perusahaan yang baru diharapkan akan
dapat menyumbang pendapatan dengan komposisi yang lebih besar.
Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa latar belakang rencana tersebut merupakan
bagian dari rencana jangka panjang Perseroan dan akan menjadikan Perseroan menjadi
perusahaan yang baik dan memiliki potensi pengembangan usaha di masa mendatang.
1.5 ANALISA KELAYAKAN USAHA
Untuk mengevaluasi kelayakan investasi Perseroan pada Rencana Transaksi digunakan
2 (dua) indikator yaitu Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR), yang
didasarkan pada 88% nilai kini arus kas bersih PIT yang diproyeksikan hingga tahun 2017
(sesuai pengambilalihan 88% saham PIT oleh Perseroan). Penggunaan NPV berarti
mengukur nilai kini dari pengeluaran investasi dan manfaat bisnis yang digambarkan oleh
proyeksi manfaat netto.
Nilai NPV mencerminkan selisih dari nilai sekarang arus kas masa datang dengan nilai
investasi. Jika nilai NPV positif maka investasi tersebut dapat diterima sedangkan jika nilai
NPV negatif, investasi tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan. Nilai IRR mencerminkan
besarnya tingkat bunga yang apabila digunakan untuk mendiskonto seluruh selisih kas
masuk akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan jumlah investasi.
Analisa kelayakan usaha dapat dilakukan berdasarkan perhitungan kelayakan investasi
Perseroan dan perbandingan antara rasio kinerja proyeksi keuangan Perseroan dalam
kondisi tanpa adanya PIT dan dengan adanya pengambilalihan 88% saham PIT.
Kelayakan investasi Perseroan dihitung dengan menggunakan dua indikator yaitu Net
Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR), dengan ringkasan sebagai berikut:
..........................................
* Dengan nilai akuisisi 88% saham PIT oleh CKRA sebesar Rp 500 juta, dibandingkan dengan proyeksi
penghasilan bisnis PIT di masa depan yang sangat potensial, maka tingkat balikan internal (IRR) investasi ini
adalah sangat tinggi dan tidak terhitungkan. Hal tersebut terjadi karena nilai kini arus kas bersih dalam tahun
pertama akuisisi 88% saham PIT telah jauh melampaui nilai akuisisi tersebut.
Berdasarkan proyeksi keuangan dan analisa kelayakan usaha, apabila Perseroan
mengambil alih 88% saham PIT dan melakukan perubahan kegiatan utamanya setelah
melepas kepemilikan dalam anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan
kelapa sawit, maka akan menghasilkan investasi yang layak dan pertumbuhan laba bersih
yang lebih baik. Dengan demikian, rencana pengambilalihan 88% saham PIT dinilai layak
untuk dilaksanakan.



DOWNLOAD DI SINI

Comments

Popular posts from this blog

SOP Instalasi UPJ.doc - Contoh SOP

Proposal Penelitian - Penelitian Perancangan Alat Dan Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak.docx

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF GAMBARAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN TIK DI SMA NEGERI 1.doc