Perempuan Bertahan Hidup.pdf - Makalah Kehutanan


makalah kehutanan
Perempuan Bertahan Hidup

Fakta
Dampak perubahan iklim yang makin cepat adalah
kabar buruk, khususnya buat perempuan. Sebab, tak
banyak pilihan yang tersedia, apalagi program-program
yang disediakan pemerintah.
Untuk menutupi biaya hidup keluarganya, perempuan
terpaksa bekerja lebih keras. Itu yang dilakukan
perempuan nelayan dan istri nelayan di pesisir Jakarta
utara, mereka menjadi buruh pengupas kerang dan
pengeringan ikan. Bahkan mereka bekerja lebih dari
satu pekerjaan seharinya.
Semua kegiatan ekonomi dan domestik yang dilakukan
bergantung pada alam dan cuaca, baik laut dan di
daratan mengalami hantaman. Penanggalan musim
tanam, waktu panen, mencari hasil laut, keberhasilan
dan kegagalan produksi semua tergantung pada cuaca
dan musim. ”Perubahan iklim mengakibatkan produksi
tanaman sayuran saya menurun karena curah hujan
dan panas susah diperkirakan, sehingga sekarang saya
sulit memenuhi kebutuhan pangan, kesehatan dan
pendidikan anak saya”, Daeng Bao, Perempuan Petani
di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Di pulau Timor, bila terjadi kegagalan tanam,
perempuan lebih dulu menderita karena struktur sosial
di sana mendahulukan laki-laki dalam mengkonsumsi
pangan. Padahal peran perempuan begitu besar.
Mereka mengatur jagung untuk konsumsi keluarga,
memilih benih, mengeluarkan benih dan bahkan
memutuskan menambah luas area tanam22.
Peran perempuan yang makin berat ini berkait dengan
peran dan posisi gender yang selama ini melekat
dalam dirinya. Khususnya perempuan pedesaan
yang mengandalkan hidupnya dari alam. Selama ini,
perempuan menjalankan fungsi mengumpulkan
makanan (food gathering) untuk keluarganya. Di
Kasepuhan, perempuan yang menyimpan bibit padi di
lumbung dekat rumah. Di Molo, pengelola rumah bulat
atau lopo adalah perempuan.23 Rumah bulat selain
berfungsi sebagai dapur, juga tempat menyimpan hasil
panen. Lopo merupakan simbol ketahanan ekonomi
dan pangan di Molo.


Konsep lumbung di masyarakat Lombok, bahkan menempatkan
perempuan sebagai pengambil keputusan. Konsep yang memilah antara
padi untuk konsumsi, padi sebagai bibit, padi yang harus dikonservasi,
kepentingan ritual dan spiritual, pun untuk kegiatan pendidikan.
Perempuan dan lumbung padi tak bisa dipisahkan. Umpak atau tempat
pijakan tiang-tiang pada bangunan lumbung disimbolkan sebagai
telapak kaki ibu. Artinya, perempuan sebagai penyangga sekaligus
memiliki hak kelola atas padi dalam lumbung itu.24
Dan peran-peran di atas merupakan pengalaman perempuan luar
biasa dalam menjamin kelangsungan hidup pangan keluarga dan
komunitasnya, termasuk menjalankan dan meneruskan nilai-nilai adat
setempat. Menjaga sumber-sumber kehidupan seperti keberadaan mata
air, tersedianya pangan yang cukup, obat-obatan, menentukan benih
tanaman merupakan sebagian tanggung jawab yang diemban perempuan adat.
Itulah sebabnya, meski perempuan menjadi pihak paling rentan terkena
dampak perubahan iklim. Tapi dalam setiap komunitasnya, biasanya perempuan
 memiliki berbagai inisiatif dan strategi untuk dapat bertahan hidup dan
merespon setiap krisis.
Bagi masyarakat pesisir, cara paling mudah untuk bertahan hidup ketika
penghasilan suami menurun adalah mencari utangan dan menggadaikan barang
ke Bakul, warung atau rentenir. Di Morodemak Jawa tengah, perempuan
yang bertugas mencari utangan tersebut. Siasat bertahan hidup keluarga
 nelayan adalah menikahkan anak gadisnya di usia dini, supaya tanggung jawab
 mengurusnya beralih pada suaminya.25 Itu jelas cara-cara yang mengorbankan
perempuan.


Di Sulawesi Selatan lain lagi, perempuan petani
mengalihkan pola tanam dari palawija ke umbiumbian,
ubi kayu, ubi jalar dan pisang. Selain itu, Jika
curah hujan tinggi, tanaman jangka pendek, sayursayuran
ditutup dengan plastik untuk menahan
kelembaban.26 Sementara perempuan adat Dayak
Hibun Kalimantan Barat, untuk bisa terus bertahan di
tengah krisis, mereka menggunakan energi alternatif
keluarga menggunakan buah sawit sebagai kayu bakar,
juga dan melakukan penanaman kembali pohon keras
atau buah-buah hutan di kebun-kebun dan sekitar
rumah. 27
Sayangnya, berbagai inisiatif tersebut belum diakui
dan mendapatkan dukungan penuh dari negara.
Apalagi saat negara absen menangani krisis iklim, maka
perempuan menjadi korban ketidakadilan berganda.
Siasat yang banyak dilakukan perempuan untuk
bertahan hidup adalah migrasi ke luar, baik sebagai
buruh migran ke luar negeri maupun kota-kota besar
lainnya di Indonesia. Beberapa daerah yang dikenali
sebagai “lumbung pangan“, macam Indramayu,
Cianjur, Karawang dan Mataram ternyata menjadi ....



DOWNLOAD DI SINI


Comments

Popular posts from this blog

SOP Instalasi UPJ.doc - Contoh SOP

Proposal Penelitian - Penelitian Perancangan Alat Dan Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak.docx

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF GAMBARAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN TIK DI SMA NEGERI 1.doc