Proposal Penelitian - Penelitian Perancangan Alat Dan Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak.docx
Perkembangan
ekonomi dan industri mengakibatkan semakin besarnya konsumsi masyarakat
Indonesia terhadap produk dari minyak bumi. Tingkat konsumsi terhadap minyak
rata-rata naik 6 % pertahun (Suroso, 2005). Konsumsi terbesar adalah minyak
diesel (solar) yang pada tahun 2002 saja mencapai 22 juta kiloliter. Hal ini
diperkirakan akan terus meningkat pada tahun berikutnya, sehingga mengakibatkan
persediaan minyak bumi Indonesia semakin menipis (Makmuri, 2003). Produksi
kilang-kilang minyak Indonesia juga semakin menurun, bahkan produksi minyak
bumi Indonesia saat tinggal 942.000 barrel perhari (Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral, 2005), kurang dari quota minimal yang ditetapkan oleh
OPEC.
Menurut
Soedradjat (1999), jika tidak ditemukan atau dikembangkan sumber minyak baru,
maka pada tahun 2010 Indonesia diperkirakan tidak lagi berstatus sebagai net
exporter, atau bahkan menjadi net importer. Sari (2002) mengatakan bahwa jika
Indonesia tidak bersiap, maka pada tahun 2012 Indonesia akan menjadi net oil importir.
Sepuluh tahun kemudian (2022) akan menjadi total oil importer, karena
persediaan minyaknya habis sama sekali. sehingga nilai impor Indonesia akan
lebih besar daripada nilai ekspornya. Oleh karena itu diperlukan upaya guna
mendapatkan bahan bakar alternatif yang bersifat terbarukan, salah satunya
adalah biodiesel (Rahayu, 2005; Zuhdi, 2004; Zuhdi dkk, 2003; Zuhdi, 2002; Rahman, 1995; La Puppung, 1986).
Reaktor
Biogas merupakan sala satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan
masyarakat akibat kenaikan harga BBM,teknologi ini bisa segera diaplikasikan,
terutama dikalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi.
Dalam rangka pemunuhan keperluan energi rumah tangga,kususnya di pedesaan, maka
perlu dilakukan upaya yang sistematis untuk menerapkan berbagai alternatif
energi yang layak bagi masyarakat.
Biogas atau
sering disebut pula gas bio merupakan gas yang timbul jika bahan-bahan organik
seperti kotoran hewan, kotoran manusia, atau sampah direndam dalam air dan
disimpan didalam tempat tertutup atau anaerob (tanpa udara). Biogas ini
sebenarnya dapat pila terjadi pada kondisi alami. Namun untuk mampercepat dan
menampung gas ini, diperlukan alat yang memenuhi syarat terjadinya zat
tersebut.
Jika kotoran
ternak yang yang telah dicapur air atau isian (slurry) dimasukkan kedalam alat
pembuat biogas maka akan terjadi proses pembusukan yang terdiri dari dua tahap,
yaitu proses aerobik dan proses anarobik. Pada proses yang pertama diperlukan
oksigen dan hasil prosesnya berupa karbon dioksida (CO2). Proses ini berakhir
setelah oksigen didalam alat ini habis. Selanjutnya proses pembusukan berlanjut
pada tahap kedua (proses anaerobic). Pada proses yang kedua inilah biogas
dihasilkan. Dengan demikian, untuk menjamin terjadinya biogas alat ini harus
tertutup rapat, tidak berhubungan dengan udara luar sehingga tercipta kondisi
hampa udara (tanpa udara).
Biogas yang
terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas metan (CH4) dalam
prosesntasenya yang cukup tinggi (54 – 70 %). Akibat lain yang ditimbulkan
karena penggunaan kotoran ternak sebagai biogas adalah :
1.
Mengurangi ketergantungan pada
pemakaian minyak yang jumlahnya terbatas dan harganya mahal.
2.
Mengurangi dampak yang muncul dari
polisi yang disebabkan oleh kotoran.
3.
Dalam jangka panjang, diharapkan
mampu mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan bakar sehingga kelestarian hutan
menjadi lebih terjaga.
4.
Sisa campuran kotoran yang sudah
tidak menghasilkan gas (sludge) dapat digunakan pupuk organik yang baik.
Comments
Post a Comment